Selasa, 28 April 2009

saksikan!!!


Kepada ukhty Nadia

Pohon tempatku bersandar dan pena alat menuliskan perjalanan waktu pada kertas beralaskan biru.

Merenungkan nasib yang tak kan pernah terbalaskan. Kini disaat pencapaian hampir tiba, hidupku makin sengsara. Tak pernah ku merasakan bahagia, ataupun canda tawa. Mungkin beginilah garis kehidupan yang penuh lika-liku pengorbanan. Hatiku makin hancur tatkala tiada seorang pun menemaniku disini, dimanakah mereka berada?

Dalam gelap dan kebutaan arah ku berharap kalian muncul untuk membawakanku sebuah lilin dengan cahaya semangat disetiap kobaran apinya yang hangat. Disaat aku terpuruk di ujung jalan dan terperosok pada dalamnya jurang penuh duri, aku membutuhkan uluran tangan kalian. Disaat hari pemusnahan telah tiba ku meminta agar kalian berada lebih dahulu dari pada diriku. Biarlah jiwa ini tertinggal asal engkau selamat. Biarlah aku menerima beban yang ada di pundakmu. Tinggalkan aku jikalau memang hidup ini membelenggu diriku.

Terimakasih kalian telah ada di sampingku walaupun diriku tak pernah sadar, namun hatiku selalu rindu pada jiwamu. Saat ini ingin rasanya mata ini memandang guratan wajahmu yang ceria membawa bahagia. Ingin rasanya tubuh ini memeluk erat jiwamu dan tak kan kulepas walau dideranya tubuhku. Ingin tanganku ini berjabat dengan ikhlas walaupun berlinang darah hangat. Inginnya telinga ini mendengar ucapan-ucapan kalian nan sejuk merasuk dalam lubuk hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar