Kamis, 26 Februari 2009

Sembari ku tertunduk di hadapanmu ku menangis tiada tertahan.

Kuturunkan segala kesombongan yang telah menggerogoti diriku.

Ku buang sementara rasaan senang yang ada, tak ku tahan rasa malu.

Kini ku terhanyut pada saat yang paling memilukan dalam hidupku.

Teraniaya tubuh ini melihat kau yang tersakiti oleh perbuatanku.

Demikian bebas aku membuat kesalahan padamu hingga tak melihat kau yang ada disana.

Sunggh tiada maksudku menyakiti hatimu

Apa yang telah terjadi sudah tak dapat lagi ku kendalikan.

ku lihat kau berada di sudut cahaya tertunduk mengalirkan air mata.

Tiada mampu mulutku bertanya.

Tak mampu otakku berpikir rasional.

Ku hanya bisa merusak segala yang dihadapanku

Sungguh sakit hatiku yang tak mengerti apa maumu.

Kulepas perhatianku dan ku tanamkan pada dasiran aliran pantai.

Tak mampu ku menoleh pada kejadian pahit yang tlah ku alami.

Teriris hatiku disaat ku tahu kau tlah terluka.

Luka yang ada padamu membuatku terombang-ambing pada sungai yang tak pernah bertemu lautan.

Tak kutemukan lagi sosokmu yang dulu setelah ku menyusuri kedalaman cinta.

Sungguhkah ku kan kahilangan dia yang ku saying?

Kau tlah menghilang dan tak mampu ku temukan kau di dalam hatiku.

Kau yang tak tampak bagai angin di dunia maya.

Sebelum semuanya terlambat ku memandang pada kejadian yang akan datang

Ku berdiri diantara dua kubu yang saling berlawanan antara maaf dan bingung.

Ku palingkan wajahku dari hadapanmu, namun itu membuatmu rauntuh tak tersisa.

Ingin ku barlari meninggalkan semuanya termasuk dirimu.

Setelah ku berlari sejauh mungkin ku terjerumus pada jurang penuh duri.

Hingga tak kurasakan lagi penyesalan di hidupku.

Kini ku tlah terbang dari sisimu untuk selamanya.

Namun ada rasa yang tak sempat ku tanamkan pada hatimu yang terbuka lebar.

Maaf inginku sampaikan dari hatiku melalui jembatan yang tak Nampak.

Ku hembuskan nafas penyesalan yang tak membuatmu tenang.

Telah ku keringkan air mata dengan intan berlian di dalamnya.

Ku menghilangkan hiasan pelangi pada bola matanya.

Ku redupkan pancaran senyum dari bibirnya.

Telah kucabik hatinya yang penuh cahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar